dalam matanya letih membuih
deru dan sedu, dunianya suram berdebu
sesekali angin tak sabar menepuk gusar
bahunya gemetar, ringkih tak tegar
belum nampak juga pertanda, ia mulai tak percaya
doa dan sejarah
ia takut hilang arah
mantra-mantra perkasa meliuk tak berdaya
sujudnya berisi seribu tanya
: ini rakaat keberapa?
dulu ia bermimpi sesabar abu bakar
dulu ia bermimpi setegar umar
dulu ia bermimpi sedermawan ustman
dulu ia bermimpi sesuci ali
dulu…dulu sekali
doa dan sejarah
ia takut hilang arah
terbata mulai ia baca iftitah
ia kini sepasrah kusam sajadah
semoga, ini bukan takbir terakhir
dalam matanya letih larut jadi sedih
mengalir jadi lirih alun rintih
ini rukuk pertama
sejak tasbih terakhir ia eja
memang sudah terlalu lama
dalam matanya tak lagi terlihat perih
sedu sedan tak hendak ia tahan
ia mencoba untuk percaya
air mata ini pertanda
menangislah…menangislah
seribu kisah melayang tenang
tentang doa dan sejarah
air mata jatuh perlahan
sujudnya kini punya jawaban
ini rakaat permulaan
Laman
Jumat, 17 Desember 2010 |
0
komentar
Label:
INI TAKBIR PERTAMA
Categori
Puisi Kematian.
AKU DIMAKAMKAN HARI INI
APAPUN KATA ORANG. INILAH AKU
CAHAYA DIATAS CAHAYA
DAMBA CINTAMU SAHABAT SEJATI
DEMI HATI DAN HATI
DIKAKI MALAM MU YA ALLAH . . .
Filosofi Maut
INDAHNYA KEMATIAN
INI TAKBIR PERTAMA
JEJAK KASIH SEORANG IBU
KEMATIAN
KEMATIAN KU
KEPADA JASADKU
NERAKA
Obat Awet Muda ( jangan berlebihan dalam berbuat sesuatu)
PUISI ISLAM
PUISI KEMATIAN
PUISI KEMATIAN TERINDAH UNTUKMU
RINDUKU DI PUNCAK MENARA SUJUD
SAJAK MERAH PUTIH
SKETSA KEMATIAN
TEMPAT KEMBALIKU
TERSENYUMLAH
WAKTU
WANITA PENDAMBA SURGA
0 komentar:
Posting Komentar