Kutulis syair ini
Kala rembulan purnama
Dari pantulan cahayanya kupunguti kata demi kata
Langit merona merah jingga
Desir angin mengalunkan simponi nada
Empat serigala muncul dari dalam jiwaku
Mengabariku tentang kisah kematian
Tentang anekdot-anekdot kehidupan
Tentang “TUHAN” yang semakin jauh dari dekapan
Di hulu subuh yang senyap ini
Saat mata kepalaku disergap oleh kantuk yang melanda
Mata hatiku masih ingin berbicara
Bercerita tentang gelisah hati dan kerinduan jiwa
Cahaya rembulan
Mengingatkanku pada “MAHA CAHAYA” keindahan
Yang karena-Nya kehidupan ini tertata begitu sempurna
Cahaya diatas Cahaya
Nuurun ‘Alaa Nuur
Percikan-percikan-Mu menerangi jiwa-jiwa yang gulita
Menyibak segala gelap yang berlapis-lapis
Cahaya diatas Cahaya
Nuurun ‘Alaa Nuur
Dari balik kabut pekat jiwaku
Ijinkan aku mengintip keindahan Cahaya-Mu
Allaahu Nuurus samaawaati wal ardli
Laman
Jumat, 17 Desember 2010 |
0
komentar
Label:
CAHAYA DIATAS CAHAYA
Categori
Puisi Kematian.
AKU DIMAKAMKAN HARI INI
APAPUN KATA ORANG. INILAH AKU
CAHAYA DIATAS CAHAYA
DAMBA CINTAMU SAHABAT SEJATI
DEMI HATI DAN HATI
DIKAKI MALAM MU YA ALLAH . . .
Filosofi Maut
INDAHNYA KEMATIAN
INI TAKBIR PERTAMA
JEJAK KASIH SEORANG IBU
KEMATIAN
KEMATIAN KU
KEPADA JASADKU
NERAKA
Obat Awet Muda ( jangan berlebihan dalam berbuat sesuatu)
PUISI ISLAM
PUISI KEMATIAN
PUISI KEMATIAN TERINDAH UNTUKMU
RINDUKU DI PUNCAK MENARA SUJUD
SAJAK MERAH PUTIH
SKETSA KEMATIAN
TEMPAT KEMBALIKU
TERSENYUMLAH
WAKTU
WANITA PENDAMBA SURGA
0 komentar:
Posting Komentar